HANYA PIL PENAHAN RASA
SAKIT : MENGELUH DI MEDIA SOSIAL
OLEH: ROBBI SUNARTO
Suatu ketika aku mendapat teguran
dari sahabat yang peduli kepadaku, dia menegurku karena terlalu sering mengeluh
dimedia sosial, sehingga dia menyuruhku untuk menghentikannya, karena menurutnya
mengeluh itu tidak baik bagi hati, malah akan menambah permasalahan yang
dihadapi, mendengar nasehat tersebut tentu saja aku mengangguk, karena aku tahu
bahwa benar yang dikatakan olehnya. Sehingga akupun berusaha untuk
menghentikannya, bisa memang tapi hanya mampu bertahan beberapa hari saja,
setelah itu aku kembali melakukannya.
Sungguh bukan bermaksud untuk
tidak menjalankan nasehat baiknya, justru sebaliknya sungguh aku justru sangat ingin
dan berusaha untuk tidak mengeluh lagi, namun ternyata sungguh tak mudah,
sebenarnya aku tidak ingin mencari alasan, namun jujur bahwa sungguh terasa
kompleks bagiku masalah yang ku hadapi, terlebih tak ada tempat untuk berbicara.
Bukan tak punya teman, hanya saja aku belum menemukan orang yang tepat untuk
berbagi, karena aku takut bila ku katakan kepada orang yang tidak tepat, mereka
takkan sanggup untuk berbagi masalah yang begitu kompleks tersebut, malah
mungkin mereka akan berpikir yang buruk tentangku dan bahkan menyebarkannya.
Sehingga ketika aku mengenal media sosial, seakan aku menemukan obat, yaitu
tempat berbagi keluhan didunia maya, ampuh memang tapi tak lama, karena memang
obat ini hanyalah sebuah pil penahan rasa sakit saja artinya dia hanya menahan
rasa sakitnya saja dan itupun sementara, sedangkat sakitnya tetap ada, dan
pasti akan kembali datang secara tiba-tiba. berbeda dengan keluhan teman-teman
yang lain, keluhanku tak pernah ku ungkapkan realitasnya, aku selalu
menyampaikannya dengan kata-kata multi tafsir, sehingga sulit bagi orang lain
menebak dengan benar apa sebenarnya yang ku keluhkan, sehingga seringkali
menimbulkan beragam tanggapan dan pikiran negative dari orang yang melihatnya.
Dan itu adalah resiko, dan aku tetap takkan mengungkapkan realitas yang
sebenarnya, biarlah tetap begitu, sampai ada orang yang tepat untukku berbagi
suka dan duka kehidupan ini.
Terkadang karena permasalahan
yang semakin besar, membuat obat penahan rasa sakit ini tak berefek lagi
untukku , malahan membuat permasalahanku semakin besar, sehingga kadang membuatku
diluar kendali, tapi untunglah Allah segera membuatku insyaf. Menghadapi kenyataan ini, tentu saja aku tidak bisa
terus-terusan mengandalkan pil penahan rasa sakit ini, aku harus mencari obat
yang sebenarnya, obat yang benar-benar bisa menghilangkan, tidak hanya rasanya,
tapi juga sakitnya untuk selama lamanya.
Hingga saat ini aku masih
berharap menemukan obat itu, dan aku percaya dengan izin Allah aku bisa
menemukannya suatu saat nanti.