Minggu, 06 April 2014

Aku

matahari terik, dan langit cerah
hujan turun disana, siapa sangka
laut dalam, siapa sanggup menyelam
hanya dia yang tak takut tengelam

ombak menghempas pasir
dibawa sebutir ketengah laut
tenggelam, disangka berakhir
ternyata barulah awal memulai

langit jujur, dengan hujannya
bukanlah bermaksud membuat banjir
matahari, jujur dengan teriknya
bukanlah bermaksud membuat kering

dimana aku, kenapa melihat keluar
aku disini kenapa tak menyadari
kenapa sibuk melihat dia, dan mereka
lupakah dengan aku, yang selalu ada

aku bukanlah duka, aku bukanlah suka
bukan dia, bukan mereka yang mencipta
tapi aku pencipta keduanya

Siapa Yang Salah

alkisah

suatu ketika saat pohon-pohon masih begitu banyak, sampah tidak dibuang sembarangan, dan rumah-rumah tidak dibuat disembarang tempat, disaat itu terjadilah musim hujan, lalu musim kemarau. dimusim itu hujan tak pernah membuat banjir, dan kemarau tak pernah membuat sumur mereka kekeringan. dan manusia mengatakan bahwa itu karena dirinya, karena pohon yang mereka jaga, karena sampah yang dibuang pada tempatnya, dan karena rumah-rumah yang sesuai peruntukannya.

lalu ketika orang-orang semakin banyak, satu persatu pohon ditebangi, demi memperkaya diri, dan tak ditanam lagi, sampah-sampah dibuang sembarangan, dan rumah-rumah dibangun berserakan. dan ketika itu terjadilah musim hujan dan kemarau, dimusim itu, hujan sedikit saja membuat rumahnya kebanjiran, kemarau sebentar saja membuat sumur mereka kekeringan. berbeda dengan dulu, mereka malah menyalahkan musim, menyalahkan orang lain, padahal tadi ketika musim hujan tak membuat banjir dan musim kemarau tak membuat sumur mereka kering, manusia mengatakan itu karena diri mereka.

Masih Menyala

memimpikan pelangi dimusim kemarau
apakah langit sudi memperlihatkan keajaiban
tapi hanya hati yang meyakini
bagaimana logika ini bisa mengamini

harapan seperti nyala api
bila mati, maka gelap tak berarti
hati meminta untuk percaya
aku percaya karena hanya itu yang tersisa

bila memang hujan harus turun
aku tak meminta untuk dihentikan
karena banyak yang membutuhkan
tapi satu pintaku, tempat berteduh mohon berikan

pada akhirnya kita menyadari
ini bukan tentang musim hujan atau musim kemarau
tapi ini adalah tentang bumi itu sendiri
ini bukan tentang keadaan luar
tapi ini tentang keadaan dalam
semua yang diluar takkan berpengaruh
bila didalam telah sanggup menerima bahwa itu ilusi

ku ingin seperti teratai
api itu masih menyala