Robbi Sunarto
10 Januari 2015
dizaman skrg ini, yang dikatakan ronggo warsito sebagai zaman edan, cara-cara konvensional tidak efektif lagi, seringnya menjadi buih, tapi tetap itu dibutuhkan, yang efektif skrg adalah cara klasik yaitu dengan sastra baik itu puisi, cerita, lagu dan ruh sastra adalah penderitaan, merasakan bagaimana keadaan yang wujud sekarang ini pada dunia, negara atau lingkungan sendiri, hampir saja tak ada tempat dihati untuk menangisi diri sendiri, dunia yang hilang, cinta yang pergi dan segalanya itu harus dikubur dalam dalam, yang ada hanyalah duka rakyat banyak yang mesti dicarikan jalan keluarnya, yang mesti dihibur, yang mesti dibangkitkan harapannya, jangan biarkan orang lain/manusia putus harapan. dan sastrawan adalah salah satu penanggung beban itu, salah satu yang bisa melihat. ya sastra itu seperti air meski terlihat sepele, tapi bertenaga, ia tidak menyerang fisik, tapi langsung menembus relung hati. mampu menghancurkan tembok-tembok yang kokoh. ya sepertinya dizaman edan ini sastra perlu dihidupkan lagi untuk mengungkapkan keadaan zaman yang gila ini. tapi untuk menjadi sejati perlu tahapan dan banyak pengorbanan.
10 Januari 2015
dizaman skrg ini, yang dikatakan ronggo warsito sebagai zaman edan, cara-cara konvensional tidak efektif lagi, seringnya menjadi buih, tapi tetap itu dibutuhkan, yang efektif skrg adalah cara klasik yaitu dengan sastra baik itu puisi, cerita, lagu dan ruh sastra adalah penderitaan, merasakan bagaimana keadaan yang wujud sekarang ini pada dunia, negara atau lingkungan sendiri, hampir saja tak ada tempat dihati untuk menangisi diri sendiri, dunia yang hilang, cinta yang pergi dan segalanya itu harus dikubur dalam dalam, yang ada hanyalah duka rakyat banyak yang mesti dicarikan jalan keluarnya, yang mesti dihibur, yang mesti dibangkitkan harapannya, jangan biarkan orang lain/manusia putus harapan. dan sastrawan adalah salah satu penanggung beban itu, salah satu yang bisa melihat. ya sastra itu seperti air meski terlihat sepele, tapi bertenaga, ia tidak menyerang fisik, tapi langsung menembus relung hati. mampu menghancurkan tembok-tembok yang kokoh. ya sepertinya dizaman edan ini sastra perlu dihidupkan lagi untuk mengungkapkan keadaan zaman yang gila ini. tapi untuk menjadi sejati perlu tahapan dan banyak pengorbanan.
bila para pemimpin yang mempunyai massa menggunakan sastra sebagai
salah satu alat perjuangannya tentu akan sangat besar pengaruhnya
...
...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar