Senin, 18 Mei 2015

Sapardi Joko Darmono dan Leo Tolstoy : Menemukan Cinta Yang Sama

Oleh : Robbi Sunarto

Aku ingin mencintaimu Dengan sederhana.

 DEMIKIANLAH bermula Puisi Aku Ingin. penulisnya Sapardi Joko Darmono. Puisi ini sangat singkat, tapi mudah di ingat sehingga selalu melekat. Sepertinya Sapardi telah merasakan pengalaman yang sama seperti yang di alami Anna atas ketertarikan yang tak terhindarkan saat berdekatan dengan Vronsky. Ia begitu terpukau ketika mendengar kata dari bibirnya. Saat menatap wajahnya. serta mendengarkan harapan-harapan yang di janjikan serta yang ada pada bayangannya. Hingga ternyata akhirnya mendapatkan kekecewaan yang tragis. 

 puncaknya saatAnna berbicara pada dirinya sendiri.

“Apa yang ia cari sebenarnya dari diriku?” Bukan cinta, namun hanya sebuah kebanggaan karena berhasil mendapatkanku. Dia telah mendapatkan segala yang ia inginkan dariku, dan aku tidak ingin lagi di peralat olehnya.”

Begitulah Anna mengungkapkan kekecewaannya. Ia sudah tidak percaya lagi atas cinta yang di rasakannya kepada Vronsky. lalu bertekad membebaskan dirinya dari Vronsky yang telah membelenggunya dalam duka cita atas kenyataan cinta yang Ia terima. Ia terus memberikan harapan kepada Vronsky. Tapi Vronsky tetap tidak berubah. sampai akhirnya Anna merasa putus asa dan menjatuhkan dirinya ke rel kereta. Ia bunuh diri.  Sebuah akhir yang dramatis tentang cinta dalam Novel terkenal Leo Tolstoy yang berjudul Anna Karenina.  

Sapardi agaknya cukup beruntung. Meski kecewa, Ia tidak harus menjatuhkan diri ke rel kereta api untuk bunuh berdiri sebagai Anna melakukannya. Ia telah berhasil membebaskan dirinya atas ekspektasi tinggi tentang cinta dan hasrat sebuah Eros yang menggebu. Sapardi tidak menginginkan lagi cinta yang manis pada bibir sebagai bujuk rayu. Sapardi juga tidak menginginkan lagi cinta sebagaimana Eros dalam bahasa yunani. Sebuah cinta yang kosong pada tindakan laku. Sehingga Ia hanya menginginkan cinta yang sederhana.
Seperti kata yang tak sempat di ucapkan kayu kepada api. 

sepertinya Ia memang sudah bosan sehingga cinta yang sederhana yang ia gambarkan sedemikian menggetarkan. tidak ingin lagi melihat cinta sebagai sebuah kemunafikan dan ingin lari dari belenggu cinta seperti itu. Ia kini hanya menginginkan cinta untuk cinta. Cinta yang menuntut dirinya sendiri meski cintanya mungkin tak berbalas. Membaca bait-bait ini sepertinya Sapardi juga telah mengalami apa yang di alami Levin dalam Novel Anna Karenina.  

Levin telah mengungkapkan cintanya. Ia di tolak. Kitty lebih memilih Vronsky. Levin tidak marah atas kenyataan itu. Sebaliknya ia memaklumi

“Aku tahu. Tentu saja, itu tidak bisa terjadi.”

Dan akhirnya ia berpamitan sesopan mungkin meninggalkan pesta rumah keluarga Shcherbatsky. Kesan terakhirnya sebelum pergi adalah kebahagiaan Kitty. Dengan wajah tersenyum saat ia berbincang dengan Vronsky. Meski Levin telah di tolak. Ia merasa tidak mungkin bisa membayangkan gadis lain menjadi penggantinya. 

Sapardi dan Levin telah mencapai tahap cinta yang sama. Dimana cinta hadir untuk berkorban demi yang di cintainya. Sebagaimana langit dan bumi berkorban untuk manusia. Sebagaimana Ibu berkorban untuk anaknya. sebagaimana Pemimpin berkorban untuk rakyatnya. Tahap seperti ini adalah tahap yang hanya segelintir orang yang bisa mencapainya. Yang banyak justru sebaliknya. Bukan saling berkorban, tapi saling mengorbankan. 

yang menjadikannya abu. 

Inilah puncak dari cinta sebuah peleburan atas pengorbanan. Dimana api membuat kayu menjadi abu. Ketika kayu menjadi abu, api menjadi lenyap. Kayu dan api menjadi hilang wujudnya. Peleburan itu menciptakan sebuah bentuk yang baru yaitu abu. 
 
Apa yang dialami Sapardi sama seperti yang di alami Levin. Ia masih tetap mencintai Kitty. Melihat pengorbanan Levin yang telah menahan kemarahan serta kebenciannya yang membuatnya tetap bertahan untuk mencintai Kitty. Kitty berubah pikiran dan memilih untuk menyatu dalam cinta yang sama-sama rela. peleburan itu telah menjadi kita baginya bukan lagi Levin atau Kitty. 

Sapardi joko Darmono dengan puisi Aku inginnya dan Leo Tolstoy dengan Novel Anna Kareninanya menjadikan cinta sebagai tema besar mereka. karena cinta mereka telah bertemu dalam pemahaman yang sama tentangnya.

Cinta memang akan selalu menjadi topik yang wajib untuk selalu di bicarakan bila di lihat dari mamfaatnya setidaknya itulah yang terpikirkan oleh Iwan Fals dalam lirik lagunya.
Kalau cinta sudah di buang. Jangan harap keadilan akan datanga. kesedihan hanya akan menjadi tontonan.

....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar