Oleh : Robbi Sunarto
Aku ingin mencintaimu Dengan sederhana.
DEMIKIANLAH bermula Puisi Aku Ingin. penulisnya
Sapardi Joko Darmono. Puisi ini sangat singkat, tapi mudah di ingat sehingga
selalu melekat. Sepertinya Sapardi telah merasakan pengalaman yang sama seperti
yang di alami Anna atas ketertarikan yang tak terhindarkan saat berdekatan
dengan Vronsky. Ia begitu terpukau ketika mendengar kata dari bibirnya. Saat
menatap wajahnya. serta mendengarkan harapan-harapan yang di janjikan serta
yang ada pada bayangannya. Hingga ternyata akhirnya mendapatkan kekecewaan yang
tragis.
puncaknya saatAnna berbicara pada dirinya
sendiri.
“Apa yang ia cari sebenarnya dari diriku?” Bukan cinta, namun hanya sebuah kebanggaan karena berhasil mendapatkanku. Dia telah mendapatkan segala yang ia inginkan dariku, dan aku tidak ingin lagi di peralat olehnya.”
Begitulah Anna mengungkapkan kekecewaannya. Ia sudah
tidak percaya lagi atas cinta yang di rasakannya kepada Vronsky. lalu bertekad
membebaskan dirinya dari Vronsky yang telah membelenggunya dalam duka cita atas
kenyataan cinta yang Ia terima. Ia terus memberikan harapan kepada Vronsky.
Tapi Vronsky tetap tidak berubah. sampai akhirnya Anna merasa putus asa dan
menjatuhkan dirinya ke rel kereta. Ia bunuh diri. Sebuah akhir yang dramatis tentang cinta
dalam Novel terkenal Leo Tolstoy yang berjudul Anna Karenina.
Sapardi agaknya cukup beruntung. Meski kecewa, Ia
tidak harus menjatuhkan diri ke rel kereta api untuk bunuh berdiri sebagai Anna
melakukannya. Ia telah berhasil membebaskan dirinya atas ekspektasi tinggi
tentang cinta dan hasrat sebuah Eros
yang menggebu. Sapardi tidak menginginkan lagi cinta yang manis pada bibir
sebagai bujuk rayu. Sapardi juga tidak menginginkan lagi cinta sebagaimana Eros dalam bahasa yunani. Sebuah cinta
yang kosong pada tindakan laku. Sehingga Ia hanya menginginkan cinta yang
sederhana.
Seperti kata yang tak sempat di ucapkan kayu
kepada api.
sepertinya
Ia memang sudah bosan sehingga cinta yang sederhana yang ia gambarkan sedemikian
menggetarkan. tidak ingin lagi melihat cinta sebagai sebuah kemunafikan dan
ingin lari dari belenggu cinta seperti itu. Ia kini hanya menginginkan cinta untuk
cinta. Cinta yang menuntut dirinya sendiri meski cintanya mungkin tak berbalas.
Membaca bait-bait ini sepertinya Sapardi juga telah mengalami apa yang di alami
Levin dalam Novel Anna Karenina.
Levin telah mengungkapkan cintanya. Ia di tolak. Kitty
lebih memilih Vronsky. Levin tidak marah atas kenyataan itu. Sebaliknya ia
memaklumi
“Aku tahu. Tentu saja, itu tidak bisa terjadi.”
Dan akhirnya ia berpamitan sesopan mungkin
meninggalkan pesta rumah keluarga Shcherbatsky. Kesan terakhirnya sebelum pergi
adalah kebahagiaan Kitty. Dengan wajah tersenyum saat ia berbincang dengan
Vronsky. Meski Levin telah di tolak. Ia merasa tidak mungkin bisa membayangkan
gadis lain menjadi penggantinya.
Sapardi dan Levin telah mencapai tahap cinta yang
sama. Dimana cinta hadir untuk berkorban demi yang di cintainya. Sebagaimana
langit dan bumi berkorban untuk manusia. Sebagaimana Ibu berkorban untuk
anaknya. sebagaimana Pemimpin berkorban untuk rakyatnya. Tahap seperti ini
adalah tahap yang hanya segelintir orang yang bisa mencapainya. Yang banyak
justru sebaliknya. Bukan saling berkorban, tapi saling mengorbankan.
yang menjadikannya abu.
Inilah
puncak dari cinta sebuah peleburan atas pengorbanan. Dimana api membuat kayu
menjadi abu. Ketika kayu menjadi abu, api menjadi lenyap. Kayu dan api menjadi
hilang wujudnya. Peleburan itu menciptakan sebuah bentuk yang baru yaitu abu.
Apa yang dialami Sapardi sama seperti yang di alami
Levin. Ia masih tetap mencintai Kitty. Melihat pengorbanan Levin yang telah
menahan kemarahan serta kebenciannya yang membuatnya tetap bertahan untuk
mencintai Kitty. Kitty berubah pikiran dan memilih untuk menyatu dalam cinta
yang sama-sama rela. peleburan itu telah menjadi kita baginya bukan lagi Levin
atau Kitty.
Sapardi joko Darmono dengan puisi Aku inginnya dan Leo
Tolstoy dengan Novel Anna Kareninanya menjadikan cinta sebagai tema besar mereka. karena cinta mereka telah bertemu dalam pemahaman yang sama
tentangnya.
Cinta memang akan selalu menjadi topik yang wajib
untuk selalu di bicarakan bila di lihat dari mamfaatnya setidaknya itulah yang
terpikirkan oleh Iwan Fals dalam lirik lagunya.
Kalau cinta sudah di buang. Jangan harap keadilan akan
datanga. kesedihan hanya akan menjadi tontonan.
....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar