Matahari meredup. tertutup awan. saat itu
Suara kereta yang bising berhenti di stasiun
Seorang wanita masuk kedalam gerbong
Di kursi. Ia duduk. Di balik jendela melihat rerumputan
Ada kepucatan yang memancar dari wajahnya
Di dada. Telapak tangannya menekan
sebuah sakit di dalam. sangat menyesakan hatinya
di sela-sela suara kereta uap yang bercampur suara hatinya
ia masuk kedalam dunia imaji. Dua wajah lelaki. Membayang
sebuah sesal menusuk. melihat wajah yang telah di khianati
untuk yang mengkhianati. terasa benci meremukan hati
hati yang sentimentil itu. terasa putus asa. Tak terbendung
mata airnya mengalir
jari-jarinya menutup bibir
kereta berhenti dan ia keluar dari gerbongnya
matahari masih saja muram. belum memberi harapan
menutup secercah cahaya yang tak juga selesaikan jeda
ia duduk di kursi tunggu penumpang. Melihat kereta pergi
ia berbalik ke belakang
jam ditengah dinding stasiun bergerak ke arah kiri
membawanya pergi ke dua tahun yang silam
saat itu sebelum semua kepedihan berawal
ia melihat seorang wanita menjatuhkan diri kerel kereta
ada sebuah firasat menyeruak masuk ke hatinya
sesak menekan dada dan berpikir itu pertanda
saat kereta akan kembali datang
jam kembali bergerak ke arah kanan
ia berdiri. Bangkit dari kursi. berjalan kebibir rel
sesaat sebelum kereta berhenti
sesaat sebelum jeda matahari usai
ia melompat. menjatuhkan diri
mati dalam duka yang belum selesai
Robbi Sunarto
7 juni 2015
....
Suara kereta yang bising berhenti di stasiun
Seorang wanita masuk kedalam gerbong
Di kursi. Ia duduk. Di balik jendela melihat rerumputan
Ada kepucatan yang memancar dari wajahnya
Di dada. Telapak tangannya menekan
sebuah sakit di dalam. sangat menyesakan hatinya
di sela-sela suara kereta uap yang bercampur suara hatinya
ia masuk kedalam dunia imaji. Dua wajah lelaki. Membayang
sebuah sesal menusuk. melihat wajah yang telah di khianati
untuk yang mengkhianati. terasa benci meremukan hati
hati yang sentimentil itu. terasa putus asa. Tak terbendung
mata airnya mengalir
jari-jarinya menutup bibir
kereta berhenti dan ia keluar dari gerbongnya
matahari masih saja muram. belum memberi harapan
menutup secercah cahaya yang tak juga selesaikan jeda
ia duduk di kursi tunggu penumpang. Melihat kereta pergi
ia berbalik ke belakang
jam ditengah dinding stasiun bergerak ke arah kiri
membawanya pergi ke dua tahun yang silam
saat itu sebelum semua kepedihan berawal
ia melihat seorang wanita menjatuhkan diri kerel kereta
ada sebuah firasat menyeruak masuk ke hatinya
sesak menekan dada dan berpikir itu pertanda
saat kereta akan kembali datang
jam kembali bergerak ke arah kanan
ia berdiri. Bangkit dari kursi. berjalan kebibir rel
sesaat sebelum kereta berhenti
sesaat sebelum jeda matahari usai
ia melompat. menjatuhkan diri
mati dalam duka yang belum selesai
Robbi Sunarto
7 juni 2015
....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar