Kamis, 10 September 2015

Anna

Matahari meredup. tertutup awan. saat itu
Suara kereta yang bising berhenti di stasiun
Seorang wanita masuk kedalam gerbong

Di kursi. Ia duduk. Di balik jendela melihat rerumputan
Ada kepucatan yang memancar dari wajahnya
Di dada. Telapak tangannya menekan
sebuah sakit di dalam. sangat menyesakan hatinya

di sela-sela suara kereta uap yang bercampur suara hatinya
ia masuk kedalam dunia imaji. Dua wajah lelaki. Membayang
sebuah sesal menusuk. melihat wajah yang telah di khianati
untuk yang mengkhianati. terasa benci meremukan hati

hati yang sentimentil itu. terasa putus asa. Tak terbendung
mata airnya mengalir
jari-jarinya menutup bibir
kereta berhenti dan ia keluar dari gerbongnya

matahari masih saja muram. belum memberi harapan
menutup secercah cahaya yang tak juga selesaikan jeda
ia duduk di kursi tunggu penumpang. Melihat kereta pergi

ia berbalik ke belakang
jam ditengah dinding stasiun bergerak ke arah kiri
membawanya pergi ke dua tahun yang silam

saat itu sebelum semua kepedihan berawal
ia melihat seorang wanita menjatuhkan diri kerel kereta
ada sebuah firasat menyeruak masuk ke hatinya
sesak menekan dada dan berpikir itu pertanda

saat kereta akan kembali datang
jam kembali bergerak ke arah kanan
ia berdiri. Bangkit dari kursi. berjalan kebibir rel

sesaat sebelum kereta berhenti

sesaat sebelum jeda matahari usai

ia melompat. menjatuhkan diri

mati dalam duka yang belum selesai


Robbi Sunarto

7 juni 2015


....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar