Kamis, 10 September 2015

Hanya Hujan

kini. matahari pukul empat
lebih dekat. dua jam lagi terbenam
cahaya pukul dua belas tadi
sudah tak sempat lagi. memudar

yang di butuhkan rumah sunyi
tak berpenghuni. hanya bunyi. isi
sebuah melodi yang tak kosong
mungkin minor. tapi tak pasti
mungkin saja mayor

tentang mungkin. ia tak berani
memang tak mengerti. ia masih bertahan
dengan nyanyian pesimistis. kemarin
tentang wanita tua. yang tak lagi bisa bicara
yang sedang duduk di hadapannya
tentang hujan. yang membasahi tubuh mereka
menakutkan. katanya

bayangan yang sentimentil itu. berputar di kepala
mengikat hati. seperti penjara
harapan tak lagi mampu menggoda
di luar sana. hanya hujan. pasti hujan
katanya

dan kini. saat matahari sore tadi. benar benar hilang
tenggelam di balik gunung. di ujung lautan
hanya malam. lagu minor tadi pasti

seperti wanita tua dan hujan mereka
kinipun juga hujan. hanya hujan
ta..pi lebih lirih

di sela hujan yang sentimentil itu
di hadapan lidah yang kelu
dengan terbata-bata
ternyata. katanya

di hadapan waktu. matahari tak perkasa
di hadapan ketidakpastian. harapan
harus ada. berjuang mewujudkannya

saat cahaya sudah di telan bayangan
saat ilusi telah mengalahkan realita
padahal. mungkin saja terang
sedang mengikuti bayangan hujan di sana
bukan mungkin. pasti hujan

seperti saat ini. hanya hujan
tinggal hujan

Robbi Sunarto

11 juni 2015 


....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar